21-dec-04 9:27
the third largest atoll in the world
Menu Utama

Kondisi Fisik Darat

Batimetri

kembali ke atas

Batimetri perairan kawasan TNL Taka Bonerate sangat khas. Di sebelah Timur Kabupaten Selayar tidak terdapat dataran benua (continental slope), sehingga terjadi pertemuan langsung pesisir dasar laut dengan lereng benua. Hal ini menyebabkan kondisi batimetri disekitar paparan TBR sangat terjal, dimana atoll TBR di batasi oleh paparan yang berkedalaman 200 meter, dan pada tepi paparan kedalaman perairan mengalami penurunan drastis (drop) hingga kedalaman 1500 - 2000 meter.

Topografi

kembali ke atas

Topografi daratan utama sangat unik dan menarik, dengan atol yang terdiri dari gugusan pulau-pulau gosong karang dan rataan terumbu yang luas, membentuk gugusan pulau yang cukup banyak. Selat-selat yang sempit, dalam dan terjal mengantarai pulau-pulau dan gosong karang.

Pada bagian permukaan rataan terumbu karang banyak terdapat gobah yang dalam dan dikelilingi oleh terumbu karang. Pada saat air surut terendah akan tampak seperti daratan kering yang diselingi oleh genangan air membentuk kolam-kolam kecil (tide pool). Kedalaman perairan sangat bervariasi mulai dari 2-3 m (pada rataan terumbu) sampai pada kedalaman 200 m di dalam kawasan .

Pulau-pulau yang ada di wilayah Taka Bonerate berada pada ketinggian sekitar 2-4 m dari permukaan laut, sebahagian besar memanjang dari utara ke selatan dengan panjang antara 200 - 2000 m,dan lebar antara 50 - 1000 m. Bentuk wilayah datar dengan tekstur tanah pasir berlempung dan tanpa topografi yang berarti. (RPTN, 1997)

Geologi

kembali ke atas

Takabonerate terletak di antara lengan selatan Sulawesi dan Pulau Flores, bersama dengan gugusan Pulau Bonerate menempati area yang memiliki sifat geologi yang masih mirip dengan mandala Sulawesi Selatan namun berbeda dengan mandala vulkanik aktif Flores. Sesar berarah Utara Barat Laut - Tenggara melintas di sisi barat daya Taka Bonerate diperikiran sebagai kelanjutan secara penting di Sulawesi Selatan berarah Utara - Selatan yang teramati melintas ujung tenggara Sulawesi Selatan (Bira) melintas di Timur Selayar

Bentang alam sebagai pseudo atol dan letak paparan serta landas kontinen di atas paparan benua berada, menjadikan Taka Bonerate sebagai tonggak (deep stick) di Laut Flores

Sejumlah laporan terdahulu menyebutkan bahwa landas dari Taka Bonerate diperkirakan sebagai batuan vulkanik dan batuan malihan. Citra seismik di utara Flores hanya sedikit mengungkapkan geologi bawah tanah kompleks ini, sebagai masif vulkanik, terobosan dan malihan yang terjerat struktur patahan.

Klimatik

kembali ke atas

Kondisi klimatik Kawasan Taka Bonerate, pada umumnya beriklim basah tropik katulistiwa, dengan 4 bulan basah dan 5 bulan kering, serta dipengaruhi musim angin Barat, musim angin Timur, dan masa peralihan atau pancaroba. Tingkat kelembaban rata-rata bulanan sebesar 88 %, dengan suhu rata-rata 360C.

Kawasan ini dipengaruhi oleh musim angin barat, angin timur dan peralihan (pancaroba). Musim angin barat terjadi sekitar bulan Januari-Maret biasanya diikuti musim penghujan dengan angin kencang sehingga dapat menimbulkan gelombang laut yang besar. Musim angin Timur terjadi pada bulan Juli-September, biasanya diikuti musim kemarau dan kurangnya kecepatan angin menimbulkan gelombang laut yang agak tenang. Musim pancaroba (peralihan) terjadi antara bulan April-Juni dan bulan Oktober-Desember. Keadaan laut pada musim ini tidak dapat diduga sewaktu-waktu gelombang laut tenang dan kadang-kadang menjadi besar. (RPTN, 1997).

Hidrologi

kembali ke atas

Pada seluruh kawasan TN Taka Bonerate, tidak terdapat sungai dan danau, dengan kata lain tidak terdapat air tawar permukaan.

Air tanah permukaan yang dipergunakan oleh masyarakat memiliki kualitas yang tidak layak untuk dikonsumsi (minum) tanpa perlakuan khusus terlebih dahulu. Sumber utama air tawar penduduk adalah dari air hujan dan air yang didatangkan dari luar kawasan.

Copyright © Balai Taman Nasional Taka Bonerate 2004